Novel ke dua yg gue baca, masih karangan Andrea Hirata, adalah Sang Pemimpi. Terus terang gue bukan pembaca novel yg baik karena biasanya gue suka skip bagian-bagian tulisan yg panjang, dan sering mencari inti dari suatu paragraf atau suatu halaman maupun dari suatu bab. Mungkin kebiasaan baca buku teknikal yg biasanya cuma mencari penjelasan tentang suatu teknologi, lihat bagian contoh implementasi, terus cobain di lab. Sepertinya gue harus kembali belajar cara membaca novel yg baik dan benar
Ada satu bagian yg sangat menarik dari novel ini. Bagian yg sangat berkesan dan merupakan hal yg sudah lama gue ingin ungkapkan ke semua orang, dan Andrea dgn sangat jenius bisa menggunakan cerita yg memukau untuk mengungkapkannya. Diceritakan bahwa tokoh di novel ini sedang frustasi dan patah semangat, karena punya cita-cita yg tinggi untuk bisa menjelajah ke Eropa sampai ke Afrika, namun melihat bahwa kondisi dan realita yg dimiliki yg sepertinya tidak memungkinkan untuk mencapai hal tersebut. Tokoh ini menyadari bahwa sebagai remaja miskin di suatu pulau terpencil di Indonesia tidak akan mungkin bisa mencapai cita-cita tersebut hanya dengan menabung dari hasil kerja kasar membantu nelayan setiap hari. Dan ini membuatnya tidak bersemangat lagi untuk sekolah, tidak semangat untuk bekerja dan menabung, tidak semangat untuk terus bermimpi dan bercita-cita.
Saudara angkat sang tokoh memberikan kata-kata yg sangat mengesankan:
“…kemana semangat itu? Mimpi-mimpi itu?”
“…kita tak punya apa-apa kecuali semangat dan mimpi-mimpi, dan kita akan bertempur habis-habisan demi mimpi-mimpi itu!”
“Tanpa mimpi, orang seperti kita akan mati…”
“…kita tak akan pernah mendahului nasib kita!”
“Kita lakukan yg terbaik di sini! Dan kita akan berkelana menjelahi Eropa sampai ke Afrika!”
“…apapun yg terjadi!”
Kalimat indah di novel hasil karya anak bangsa. Kata-kata yg selalu ingin gue teriakkan ke semua orang. Bahwa segala sesuatunya harus dimulai dari mimpi dan cita-cita. Bahwa tidak ada seorangpun yg boleh menyerah dan berhenti bermimpi, walaupun kondisi yg sekarang kelihatan sama sekali tidak ada jalan untuk mencapai mimpi-mimpi itu. Bahwa kadang hanya mimpi dan cita-cita sajalah yg bisa membuat kita untuk terus maju.
Bermimpilah untuk menjadi yang terbaik.
Bermimpilah untuk bisa kerja keliling dunia.
Bermimpilah untuk bisa memberi hidup ini arti.
Tetaplah bermimpi. Jangan mendahului nasib.
Dan sekali lagi, salut buat Andrea.
(gue sangat merekomendasikan untuk membaca novel ini. Selain sebagai tanda apresiasi untuk kejeniusan sastra anak bangsa, juga ceritanya sangat positif dan dapat memberi semangat dalam menghadapi tantangan hidup)
link : http://himawan.blogsome.com/2007/09/